PKU Muhamamdiyah Delanggu
Dasar Organisasi

KEMUHAMMADIYAHAN

KEMUHAMMADIYAHAN
(Membuka sejarah perjuangan Muhammadiyah)

A. Pengertian Muhammadiyah
    Muhammadiyah berasal dari kata “Muhammad” yang berarti Nabi Muhammad SAW serta “Iyyah” yang berarti pengikut. Sehingga Muhammadiyah adalah golongan Nabi Muhammad atau orang-orang Islam yang mempunyai keinginan/kemauan untuk mengikuti jejak perilaku Nabi Muhammad SAW. Sedangkan akhlak Nabi adalah al-qur’an dan sunah rasul, sehingga Muhammadiyah selalu berpedoman pada Al-Qur’an, As-Sunnah Al-Maqbullah serta ijtihad para ulama.
    Organisasi keagamaan ini berdiri pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 oleh KHA. Dahlan di Kauman, Yogyakarta. Muhammadiyah merupakan organisasi gerakan dakwah Islam yang berperan sebagai kendaraan dakwah, jadi bukan suatu tujuan.

B. Latar Belakang Kelahiran Muhammadiyah
    Sosok K.H Ahmad Dahlan memang tidaklah asing bagi umat Islam dan bangsa Indonesia. Karena ia adalah salah satu tokoh pembaharu Islam di Indonesia serta termasuk Pahlawan Nasional setelah disahkan dengan SK Presiden No. 657 Tahun 1961. Ijtihad mendirikan Muhammadiyah lahir dari KHA Dahlan dari hasil diskusi dengan siswa-siswanya, menurut mereka ide-ide KHA Dahlan yang cemerlang termasuk sekolah yang didirikannya saat itu tidak akan terpelihara jika tanpa organisasi dan dakwah tidak bisa dilakukan dengan seorang diri.. Dapat kami klasifikasikan ada dua faktor yang menyebabkan berdirinya Muhammadiyah :
1.    Faktor Intern
a.    Kehidupan agama yang tidak tegak, tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah disebabkan merajalelanya perbuatan-perbuatan syirik, bid’ah dan khurafat.
b.    Bangsa Indonesia, umat Islam khususnya dalam keadaan yang memprihatinkan hidup dalam kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
c.    Tidak adanya kesatuan antara umat Islam dalam perjuangan. Hal ini akibat tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah dan tidak adanya suatu organisasi yang sesuai dengan Islam yang kuat.
2.    Faktor Ekstern
a.    Menghadapi kolonialisme dan imperialisme barat (Belanda).
b.    Adanya kegiatan kristenisasi di Indonesia.
c.    Adanya sikap dari kaum Intelegensia yang memandang Islam tidak sesuai dengan zaman.
d.    Adanya rencana Kortuing Politik dari pemerintah Kolonial Belanda dalam rangka kepentingan politik colonial.
    Sehingga pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 M melakukan pembaharuan dalam bidang organisasi dakwah Islam dengan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah.

C. Muhammadiyah dan Perkembangannya
Ide Dasar KH. Ahmad Dahlan
    Dalam makalah yang ditulis KHA. Dahlan yang berjudul “Al-Islam dan Al-Qur’an” dapat disimpulkan, bahwa pada dasarnya :
a.    Ikatan berdasarkan Al-Qur’an.
b.    Pimpinan yang berilmu.
c.    Pimpinan yang beramal.
    Konsep diatas dalam teori organisasi merupakan hal yang bisa namun KH. Ahmad Dahlan mempunyai kelebihan yaitu berhasil melaksanakan konsep-konsep itu berdasarkan kaidah-kaidah Al-Qur’an dengan tidak menolak sama sekali aspek-aspek instrumental yang datang dari luar tradisi Islam.
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam
    Q.S Al-Imron ayat 104 merupakan ayat yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah sehingga inipun menjadi penyemangat langkah gerak Muhammadiyah yaitu sebagai gerakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Selain itu Muhammadiyah dari sejak kelahirannya dikenal sebagai organisasi Islam Pembaharu (Tajdid).
    Gerakan Islam yaitu gerakan dimana segala sesuatu ada padanya selalu berdasarkan dan dikaitkan dengan Islam. Tegasnya gerakan Islam menjadi sumber inspirasi dan aspirasi, menjadi pusat orientasi, menjadi motivasinya, menjadi pengarah sekaligus menjadi pedoman pokok perilaku dan tingkah laku dalam amal perjuangan sepanjang hidupnya. Jadi kegiatan suatu gerakan Islam tidak lain kecuali dakwah Islam  Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Menurut kepribadian Muhammadiyah, dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar ditujukan pada bidang perorangan terbagi kepada dua golongan :
1.    Kepada yang telah Islam, bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran yang murni.
2.    Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agam Islam.
Sedangkan dibidang kemasyarakatan berifat perbaikan, bimbingan dan peringatan.
    Adapun gerakan dakwah dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam Muhammadiyah bertujuan : “Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT”. Karena Muhammadiyah cukup besar gerakannya, banyak amal usahanya maka Muhammadiyah mendapat banyak sebutan, diantaranya :
-    Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid.
-    Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah
-    Muhammadiyah sebagai gerakan sosial
-    Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan, dll

Islam dan Muhammadiyah
    Agama Islam adalah wahyu Allah SWT yang berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai risalah Allah SWT bagi manusia tentang hidup dan akhirat (konsepsi hidup), yang ajarannya merupakan suatu kesatuan yang terpadu yang penuh keseimbangan dan keserasian meliputi bidang-bidang :
-    Aqidah : ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan.
-    Akhlak : ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap mental.
-    Ibadah : ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tata cara hubungan manusia dengan Tuhan.
-    Mu’amalah Duniawiyah : ajaran yang berhubungan dengan pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat.
Muhammadiyah berpendirian bahwa dasar hukum Islam adalah :
a.    Yang merupakan sumber, bisa berdiri sendiri dan mengandung kebenaran yang pasti, yaitu Al-Qur’an dan Sunah Rasul al maqbulah sebagai penjelasnya.
b.    Yang tidak merupakan sumber, tidak berdiri sendiri dan tidak mengandung kebenaran yang pasti, yaitu Ar-Ra’yu (akal pikiran). Penggunaan Ar-Ra’yu adalah untuk mengungkapkan Al-Haq (kebenaran) yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunah Rasul atau untuk mengetahui hal-hal yang tercakup dalam kandungan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yang lazim disebut Ijtihad.

D. Ideologi Pemikiran Pembaharuan
    Muhammadiyah menempatkan dirinya sebagai generasi pembaharuan (tajdid). Artinya proses pembaharuan dalam segala bidang kehidupan selalu dilakukan dengan selalu berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga Islam ini tidak dalam kejumudan dan ketertinggalan dengan semakin mengglobalnya system yang berjalan tetapi juga tidak keluar dari rule Islam itu sendiri. Tajdid dalam Muhammadiyah menyangkut dua hal yaitu :
1.    Tajdid terhadap sesuatu yang mempunyai dasar yang tetap, dalam hal ini artinya mengadakan pembaharuan untuk mengembalikan kepada dasar yang asli (murni) serta menjaga keutuhan ajaran Islam dengan gerakan purifikasinya.
2.     Tajdid terhadap sesuatu yang tidak mempunyai dasar yang tetap (bisa berubah), artinya memperbaharui suatu masalah untuk dijadikan hal yang baru guna pengembangan, peningkatan, modernisasi dan lain-lain.
    Penafsiran Al-Qur’an dan Sunah Rasul dikembangkan dan ditingkatkan pengamalan dan penerapan ajaran-ajarannya dimodernisasi dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi baru dll.

E. Nama-Nama Ketua PP Muhammadiyah
    Nama-nama ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari awal kelahiran sampai hasil muktamar ke-45 di Malang kemarin adalah sebagai berikut :
1.    KH. Ahmad Dahlan (1912-1923)
2.    KH. Ibrahim (1923-1934)
3.    KH. Hisyam (1934-1937)
4.    KH. Mas Mansur (1937-1942)
5.    Ki Bagus Hadikusuma (1942-1953)
6.    Buya AR Sutan Mansur (1953-1959)
7.    KH. Yunus Anis (1959-1962)
8.    KH. Ahmad Badawi (1962-1968)
9.    KH. Faqih Usman (1968-1968) 1 minggu karena meninggal
10.    KH. AR Fachruddin (1968-1990)
11.    KH. A. Azhar Basyir MA (1990-1994)
12.    Prof. Dr. HM Amien Rais (1994-1998)
13.    Prof. Dr. HA. Syafii Maarif (1998-2005)
14.    Prof. Din Syamsudin (2005-2010)
Dari semua nama diatas mempunyai peran yang besar bagi kemajuan Muhammadiyah, Islam bahkan negara Indonesia karena menjadi orang-orang yang memegang peran penting dalam perjuangan bangsa Indonesia.

About khosimjo

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.