Begitu pentingnya ilmu, maka Allah SWT memberikan rambu-rambu dalam peribadatan untuk menyembah kepadaNya. Dalam Surat Al Isyra’ ( Bani Isyrail) ayat 36 disebutkan Wa laa taqfu maa laisa laka bihi ‘ilmun, Innas sam’a wal bashara wal fuada kullu ulaaika kaana ‘anhu mas uula yang artinya “ Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. Oleh karena itu bagi warga Muhammadiyah hukumnya wajib mencari ilmu mengkaji Qur’an dan Sunnah sebagai pegangan hidup umat Islam untuk menegakkan aqidah dan ibadah, serta untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat.
Demikian antara lain dikatakan dr. H. Agus Taufiqurrahaman Sp.S, M.Kes Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Yogyakarta di hadapan 500 warga Muhammadiyah Cabang Trucuk, Klaten yang terdiri dari PCM, PCA, PCPM, PCNA, PRM,PRPM, PRA, PRNA, se kecamatan Trucuk, Klaten dalam rangka silaturakhim dan pembinaan warga Muhammadiyah Trucuk, Klaten dengan tema “ Sinergi Membangun Dakwah Bermuhammadiyah.
Hadir dalam acara silaturakhim dan pembinaan warga Muhammadiyah Trucuk antara lain: Camat Trucuk Bejo Wiyono, S.Sos, MH Pimpinan Daerah Muhamadiyah Klaten yang diwakili Dr. Widodo Muktiyo, sesepuh Muhammadiyah Klaten H. Anton Suwarto, BA, H. Amir Bashori, BA dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Lebih lanjut dr. Agus mengajak kepada hadirin untuk membaca surat Al ‘Asr surat idola imam sholat tarowih yang kemudian beliau menjelaskannya bahwa orang yang dikatakan beriman senantiasa menjalankan amal sholeh. Orang beriman yang mengamalkan amal sholeh harus dengan ilmu. Sebab ilmu yang akan menuntun kita mengamalkan amalan ibadah yang senantiasa berdasarkan kepada kebenaran yakni Qur’an dan Sunnah. Orang yang mengerjakan amalan tanpa ilmu disindir oleh Hadits Nabi Muhammad saw yakni raddun ( tertolak). Namun begitu sebaliknya ilmu yang tak diamalkan bagai pohon yang tak berbuah. Dengan ilmu kita dapat mengetahui mana yang dituntunkan, dan mana yang dilarang. Ilmu qobla amalin artinya tahu ilmunya dulu baru diamalkan. Dengan demikian kewajiban warga Muhammadiyah adalah mengaji dan mengaji untuk membentengi dirinya sendiri keluarga agar tidak terjerumus kepada kedloliman. Termasuk menjaga dari masyarakat agar tidak terjerumus ke dalam api neraka sesuai dengan Firman Allah yang artinya “Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka, ujarnya.
Dikatakan, apa ada orang yang mendlolimi dirinya sendiri? Dijawab oleh beliau, banyak. Contoh orang menyuruh berbuat kebaikan kepada orang lain, malah dirinya menyelisihi. Orang menyuruh orang lain sholat, dirinya tidak. Orang menyuruh menjaga kesehatan, dirinya tidak. Oleh karena itu marilah kita simak tentang pernikahan seseorang yang tidak dibekali dengan ilmu.
Begitu penghulu membacakan doa nikah calon mempelai laki-laki sudah mengucapkan “saya terima nikahnya” …. Ucapan itu sampai tiga kali. Itulah bentuk seseorang yang tidak berilmu. Ada satu contoh lagi bahwa di musholla terdapat beberapa orang yang sholat. Mestinya sholat tersebut dilaksanakan dengan berjamaah satu sebagai imam lainnya makmum. Namun apa yang terjadi terdapat seseorang yang sudah sholat dengan cepat tanpa membaca tasyahud awal sedangkan lainnya hanya bengong melihatnya. Itulah gambaran pentingnya ilmu, tambah Agus.
Selain itu, kembali kepada pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan di saat beliau pergi tidak bisa mengajar murid-muridnya, tak ada satupun muridnya yang tampil mengajar. Usai pulang, beliau menanyakan kepada muridnya, apakah ada yang sudah melihat syetan?. Jawab muridnya, dengan serempak beluuuum. Kemudian KH. Ahmad Dahlan mengambil cermin dildekatkan di muka murid- muridnya, inilah setan dengan menunjuk bayangan yang ada di cermin. Oleh karena itu sebagai warga Muhammadiyah jangan hanya mencari ilmu saja tertapi tidak mau mengajarkan ilmunya yang di dapat. Dengan Sinergi Membengun Dahwah Bermuhammadiyah sesuai dengan tema marilah senantiasa kita menjadi muslim yang kaffah mengikuti Qur’an dan Sunnah, pintanya.
Muhammadiyah selangkah lebih maju
Sementara itu PDM Klaten yang diwakili Dr. Widodo Muktiyo dalam sambutannya pihaknya mengatakan, bahwa dakwah Muhmmadiyah yang dibangun selama ini selangkah lebih maju. Untuk mencerdaskan kehidupan warga, Muhammadiyah telah membangun sekolah, pondok pesantren, dll.
Kalau dulu masyarakat kita sakit pergi ke tempat keramat pohon-pohon besar untuk membuang tolak balak yang berupa tuntut ( bunga pisang) dibentuk binatang, Muhammadiyah telah membangun PKU, dan Rumah Sakit. Namun perlu kita pikirkan tentang bagaimana tantangan ke depan Muhammadiyah mampukah untuk menghadapinya. Dengan berbagai metode dakwah antara pusat sampai daerah perlu adanya sinergi keninambungan. Kalau di pusat memiliki TV, Daerah Klaten punya 2 radio yakni Radio Anda, dan Wijaya Kusuma, maka untuk Cabang tidak perlu, bahkan untuk Ranting metode dakwah dari face to face dengan mendirikan kelompok pengajian. Dengan forum silaturakhim warga Muhammadiyah Trucuk ini marilah kita wujudkan “Sinergi Membangun Dakwah Bermuhammadiyah sesuai tema, ajak Widodo Muktiyo.
Sementara itu Camat Trucuk, Bejo Wiyono, S.Sos, MH dalam sambutannya selain pihaknya mengucapkan selamat dan merasa bangga atas terlenggaranya kegiatan silaturakhim warga Muhammadiyah Trucuk, beliau juga mengajak kepada warga Muhammadiyah Trucuk untuk melestarikan kegiatan silaturakhim ini dalam rangka menguatkan ukhuwah Islamiyah. Dakwah yang dibangun agar memantabkan warga Muhammdiyah sendiri untuk bermuhammadiyah, kemudian baru tetangga dekat, ajaknya.(H-24).
0 comments:
Posting Komentar