Ceper, Hijrah. Sejumlah permasalahan dan masukan seputar Kambtibmas yang diajukan oleh Majlis Ulama Indonesia kepada Kapolres se Solo Raya dalam sarasehan antara MUI ( Majlis Ulama Indinesia) dengan Kapolres se Solo Raya yang berlangsung di gedung Wongso Manggolo, Mlese, Ceper, Klaten belum lama ini.
Sebelum sarasehan dilanjutkan terlebih dahulu dibacakan hasil kesepatan antara Kapolda Propinsi Jawa Tengah denga MUI Jateng masalah kerjasama untuk menciptakan kamtibmas yang kondosif oleh H. Badarudin Ketua FKUB Kabupaten Karanganyar.
Pada initinya, bahwa antara Kapolda dan MUI propinsi Jawa Tengah sepakat untuk membentuk Bintal Opsnal dan Pelatihan Dai Kamtibmas Polri. Dimana Polwil Pekalongan menjadi pilot proyek Polda Jawa tengah untuk selanjutnya dikembangkan seluruh daerah Polwil Jawa Tengah. Adapun tujuan kerjasama Opsnal dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Peraturan Perundang-undangan atau norma agama yang berlaku, lapornya.
Permasalahan.
Sejumlah permasalahan Kamtibmas di Solo Raya terungkap pada acara sarasehan tersebut. MUI Sukoharjo yang diwakili oleh H. Agus yang mengusulkan kepada Polres se Solo Raya dalam rangka menciptakan Kamtibmas tugas Polri dan Ulama amar makruf nahi mungkar namun metodenya berbeda. Sebenarnya diantara pemeluk umat beragama di Indonesia memberikan hak seluas-luasnya kepada masing- masing agama tidak akan terjadi gesekan-gesekan yang mengakibatkan kurangnya harmonisasi hubungan diantara pemeluk agama. Jangan sampai pemeluk agama satu ikut nimbrung campur tangan kegiatan agama lain. Contoh: puasa adalah milik umat Islam. Agar tidak terjadi gesekan, maka jangan sampai agama lain ikut merayakannnya dengan mengadakan “buka bersama” di gereja. Padahal yang diberi buka bersama orang Islam. Contoh yang lain dalam mendirikan tempat ibadah agar sesuai dengan hasil keputusan FKUB untuk menghindari pemecah belah persatuan dan kesatuan. Untuk mendirikan “gereja” misalnya jamaah umat Kristiani harus sesuai aturan dan kesepakatan FKUB. Pada waktu umat Islam merayakan hari raya Idul Fitri umat yang lain jangan mengucapkan selamat kepada umat Islam. Begitu sebaliknya umat agama lain merayakan hari raya besar tidak usah umat Islam mengucapkan selamat. Begitu pula pada saat pidato tidak usah mencampur adukan antara yang hak dengan yang bathil. Apabila pejabat yang berpidato mengucapkan salam ya tidak usah ditambahi dengan kalimat salam sejahtera buat kita, ujar H. Agus.
Adapun Muhammad Muin minta kepada Polri agar melegalkan latihan menembak bagi santri di Ponpes dan jangan sampai latihan menembak tersebut dianggap sebagai teroris.
Dari hasil sarasehan tersebut Kapolresta Surakarta AKBP Iryansyah selaku koordinator Kapolres se Solo Raya dalam kata akhirnya, pihaknya akan menindaklanjuti kesepakatan antara MUI dan Kapolres se Solo Raya yang dirumuskan pada hari ini untuk menciptakan kamtibmas tidak hanya di tingkat kabupaten saja melainkan akan sampai ke Polsek-Polsek se Solo Raya, ujarnya. (H-24)
0 comments:
Posting Komentar