Lean Hospital adalah sistem manajemen rumah sakit yang diadopsi dari Toyota Production Sisten (TPS). Bertujuan untuk mendapatkan kualitas terbaik, biaya rendah, waktu terpendek, keselamatan terbaik, moral tertinggi melalui upaya memperpendek alur produksi dengan menghilangkan berbagai hal yang tidak berguna. Dengan sistem ini Toyota mampu merajai penjualan mobil dunia, mengungguli produsen otomotif Amerika hanya dalam waktu dua dekade sejak pertama kali mencuri perhatian dunia karena konsumen menyadari ternyata mobil – mobil Toyota berumur lebih lama dan memerlukan perbaikan lebih sedikit dibandingkan mobil – mobil amerika.
Dengan pencapaian tersebut TPS mulai diperhatikan para akademisi untuk diangkat dalam berbagai karya ilmiah. Kemudian TPS yang kemudian lebih dikenal dengan Lean Methode mulai diterapkan pada industri lain selain otomotif, bahkan di luar industri manufaktur seperti perusahaan jasa, instansi pemerintah dan pelayanan kesehatan pun bisa diterapkan. Lean Hospital adalah termasuk sistem terbaru, dalam bidang manajemen rumah sakit, oleh karena itu belum banyak yang menerapkan, bahkan Ibu Sutanti Murti Handayani, S. Sos, M. Kes – asisten Manajer SDM RSI ‘Aisyiyah Kendal sedikit tidak percaya sistem ini sudah dikenal dan diterapkan di Delanggu yang notabene bukan kota besar.
Pertanyaan yang sering diajukan adalah dari mana harus memulai jika ingin menerapkan Lean Hospital. Menurut dr. Muhamad Ma’mun Sukri sebagaimana yang terjadi di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, Lean Manajemen mulai diterapkan di mana ditemukan terjadinya pemborosan. Dalam sistem Lean Methode dikenal ada 7 titik yang dimungkinkan terjadi pemborosan yaitu : transportasi, gerakan, waktu tunggu, proses yang berlebihan, persediaan, produk cacat atau pelayanan yang salah jika di perusahaan jasa, dan produksi yang berlebihan atau menyediakan layanan baru sementara tidak ada permintaan (deman) untuk layanan tersebut.
Selain itu, dr. Muhamad Ma’mun Sukri menekankan pula pentingnya membangun cara berpikir (mind set) yang sama antara pimpinan sampai pelaksana,dan membangun budaya saling memahami antar bagian (cross fucntion). Karena Lean Hospital adalah proses yang terus menerus tiada henti, harus ada aliran nilai (value stream) dari atas ke bawa. Oleh karenanya pimpinan pun harus selalu memperhatikan pelaksana untuk menyemangati, mendukung, dan menggembleng supaya tangguh.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 comments:
Posting Komentar