Ketua panita penyelenggara LPB Muhammadiyah Klaten Sukmadi yang didampingi SAR senior LPB Muhammadiyah Klaten Eko Hari Mursanto, pihaknya mengatakan, bahwa jumlah peserta Diklat Psikoterapi sebanyak 70 orang. Adapun tujuan Diklat Psikoterapi ini dalam rangka memberi bekal kepada kader Muhammadiyah maupun Aisyiyah dan ortom lainnnya agar memiliki bekal ilmu pengetahun bagaimana cara memberikan terapi kepada korban bencana. Mengapa hal ini dilakukan oleh LPB Muhammadiyah Klaten, karena secara geografis daerah Klaten merupakan daerah rawan bencana alam seperti: gempa bumi, gunung meletus, banjir, angin ribut, kebakaran, dll. Pemberian terapi ini menjadi tanggungjawab bersama antara LPB dan simpatisan Muhammadiyah yang bergabung dalam psikoterapi ini. Oleh karena itu dalam Diklat ini peserta diberi bekal tentang perilaku korban yang harus diterapi, ujarnya.
Perlu diketahui, bahwa LPB Muhammadiyah Klaten telah memiliki 4 unsur tim SAR yang sewaktu-waktu bisa diterjunkan untuk menangani korban bencana alam. Keempat sub tersebut adalah:Tim SAR yang bertugas mengevakuasi korban untuk dibawa ke posko. Di Posko harus telah siap Medical Respon yakni sub LPB yang menangani kesehatan korban. Korban yang luka harus diapakan, ini tugas dari Medical Respon. Sedangkan untuk koordinasi lintas sektoral baik antar tim SAR maupun dengan pemerintah senantiasa dilaksanakan oleh komonatif developmen. Sedangkan untuk korban bencana yang mengalami kegoncangan jiwa atau stres ini akan menjadi tugas dan tanggungjawab dari psikososial. Dari keempat unsur tersebut sama-sama pentingnya dan akan berhasil dengan baik apabila bekerjasama saling bahu membahu untuk menangani korban bencana, ujarnya.
Ditandatangani MOU antara BPBD Klaten dengan LPB Muhammadiyah.
Menurut Eko dalam menangani kasus korban bencana perlu adanya kerjasama antara BPBD
dengan LPB Muhammadiyah Klaten. Sebab tanpa adanya kerjasama, maka tim SAR dari Muhammadiyah Klaten jika tidak mendapat perintah atau komando dari BPBD meski sudah melihat ada mayat mati di sungai tidak akan terjun mengevakuasi, karena kekuasaan komando ada pada BPBD. Lain halnya setelah ditandatangani MUO antara BPBD dan LPB Muhammadiyah, tim SAR dari Muhammadiyah akan bereaksi cepat untuk mengevakuasi korban tanpa menunggu perintah BPBD, ujarnya.
Perlu diketahui, bahwa tim SAR dari LPB Muhammadiyah tersebar di aseluruh wilayah Klaten yang telah memiliki pengalaman untuk mengevakuasi korban. Tim SAR LPB Muhammadiyah sudah banyak yang memiliki sertifikat SAR tingkat nasional. Tidak heran, bahwa tim SAR dari LPB muhamamdyah banyak melakukan kegiatan kemanusiaan tidak hanya terbatas kepada daerah sendiri, melainkan telah go internasional, seperti pernah mengevakuasi korban bencana di Filipina, Malaysia, dll, ujar Eko mantab. (H-24)
0 comments:
Posting Komentar