AISYIYAH MIRENG SANTUNI 298 YATIM DAN DHUAFA
Klaten, Hijrah. Ketua Pimpinan Ranting Aisyiyah Desa Mireng, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Hj. Sri Purwanti, Ahad kemarin telah memberikan santunan kepada fakir miskin, anak yatim, piatu, yatim piatu, kaum dhuafa’ dan unstadz/ustadzah se desa Mireng. Jumlah penerima santuan sebanyak 298 orang.Pemberian santunan tersebut bersamaan dengan pengajian Ahad pagi yang dipusatkan di masjid Dk Paesan, Mireng yang dihadiri sekitar 1500 mustami’ dengan pembicara H. Sunardi Sahuri dari Yogyakarta.
Dalam laporannnya Hj. Sri Purwanti menyebutkan, bahwa jumlah Muzaki tahun ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun lalu, sehingga mempengaruhi jumlah donatur yang diterima. Utuk tahun ini dana yang terkumpul sebesar Rp. 31juta lebih. Untuk tahun lalu hanya Rp.24 juta lebih. Dengan demikian ada peningkatan donatur yang signifikan. Namun demikian, jumlah penerima santunan juga meningkat. Jumlah santunan yang diterima memang belum sesuai dengan harapan, namun diharapkan santunan tersebut dapat memberikan kemanfaatan bagi si penerima. Untuk fakir miskin, yatim piatu, kaum dhuafa masing-masing hanya menerima Rp. 75 ribu. Sedangkan untuk ustaz/ustadzah dan guru ABA masing-masing menerima Rp.250 ribu, ujarnya.
Sementara itu H. Sunardi Sahuri dalam tausiyahnya mengetengahkan ciri-ciri orang yang bertaqwa yang akan dapat menempati surga di akherat kelak. Ada beberapa ayat dalam Qur’an yang menyebutkan ciri-ciri orang yang bertaqwa itu antara lain:mendermakan harta bendanya dalam keadaan lapang maupun sempit, mampu mengendalikan amarah, dan memaafkan kesalahan atau dosa orang lain yang tersirat dalah QS Ali Imran ayat 133.
Di dalam Surat Al Baqoroh disebutkan ciri orang yang bertaqwa antara lain: jika berbuat salah segera tobat, iman kepada Allah dan hari Akhir, menegakkan sholat, dan mengeluarkan zakat benda yang dimiliki. Selain itu harus percaya kepada Kitab Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya, dengan hari akhir harus yakin, dan yang tak kalah pentingnya adalah khusuk dalam sholat dan membaikkan akhlaqnya, ujarnya.
Sedangkan orang yang akan masuk neraka disebabkan adanya dua hal yakni, mulut, dan akhlaq. Lobang mulut itu kecil, tetapi penyebab permusuhan dan kemungkaran berasal dari mulut. Sehingga orang mengatakan mulutmu harimaumu. Ini mengibaratkan, bahwa mulut itu lebih galak dari pada harimau. Oleh karen itu untuk menjadi orang yang bertaqwa yang akan dimasukkan ke dalam surganya Allah, maka kita wajib mengamalkan Qur’an dengan sebaik-baiknya, harapny(H-24)
0 comments:
Posting Komentar