PKU Muhamamdiyah Delanggu
Kultum

Muhammadiyah Allround

Setelah menulis Muhammadiyah Missing Link, saya tergelitik dengan statemen yang diucapkan oleh senior Saya, Ramanda Lasiman sang ketua Hizbul Wathan Delanggu, Istillah  Muhammadiyah Allround itu ia munculkan manakala dalam sebuah acara rapat pleno HW beberapa waktu lalu. “ Muhammadiyah itu siapa saja dan Kita kita ini Muhammadiyah, siapa lagi kalau bukan kita, yang jadi pengurus ranting, cabang, majelis, lembaga adalah ya kita “ Kata Lasiman .

Kalimat itu kemudian sangat menggoda Saya untuk memegang pena, menulis  beberapa kalimat dengan thema Muhammadiyah Allround. Apa yang disampaikan oleh Ramanda Lasiman adalah sesuatu yang sangat essensi dan mendasar, dan menurutku adalah benar adanya. Kita adalah Muhammadiyah Allround, kita adalah warga Muhammadiyah yang ada dimana mana dan tidak ada dimana-mana. Muhammadiyah Allround adalah menunjuk pada personal atau individunya, apa yang dikatakan oleh Ramanda Lasiman adalah sebuah realitas yang benar.

Kita lihat dalam sebuah papan struktur susunan pengurus majelis atau lembaga Pimpinan Cabang Muhammadiyah ( PCM ), Secara stratifikasi memang sudah menunjukkan sifat vertikal organisasi, namun secara diferensiasi, masih ada beberapa orang yang memainkan dan memegang peran yang sama di sektor berbeda. Suatu contoh, misalnya Muhammad Ababil, saat ini diberi amanah untuk menjadi ketua Majelis Ekonomi Kewirausahaan ( MEK ) di tingkat Cabang, namun ia juga diberi peran sebagai sekretaris Pimpinan Ranting Muhammadiyah, disamping itu ia juga menjadi amil Lazmuh, bahkan juga didaulat sebagai ketua Milad Muhammadiyah ke 108.

Yang cukup signifikan ada jumping organisasi dimana ia juga didaulat untuk menjadi bendahara Jaringan Saudagar Muhammadiyah Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Kita bisa menganalisa secara sederhana, seorang Muhammad Ababil, secara person dan individu bisa memerankan dan berperan di beberapa sektor sudordinat organisasi yang sama . Mungkin inilah yang disampaikan oleh Ramanda Lasiman, Muhammadiyah Allround. Kemudian sayapun berfikir agak lebih detail, kalau sebuah organisasi yang aktif dan berperan aktif hanya itu itu saja, ini sebagai indikasi estafet regenerasi dan  pengkaderan gagal total.

Memang sering kali kita menunjuk seseorang untuk berperan aktif di Muhammadiyah adalah move on dan allround nya , sementara belum menggunakan aspek kompetensi dan kompetisinya. Maklum kita adalah organisasi keikhalasan bukan profit. Dan kita tidak patut untuk saling tuding saling menyalahkan. Yang benar adalah duduk  bersama saling evaluasi, saling mengingatkan, saling mengisi, dalam bahasa gaulnya adalah Take and give. Fastabiqhul Khairat. Salam amar maruf nahi munkar.

Dwi Wignya
Majelis Pustaka dan Informasi
PCM Delanggu

About khosimjo

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.