Jamaah sidang jum’at yang berbahagia, puji syukur ke hadirat Allah atas segal limpahan berkah dan hidayah Nya. Salam dan shalawat kepada junjungan kita Rasullah SAW. Selanjutnya mari kita luruskan niat kita, agar apa yang kita lakukan hanya berdasar kepada perintah Allah dan didasarkan pada upaya mencari ridho Allah,sehingga kita berharap apa yang kita kerjakan dinilai ibadah oleh Allah.
Jama’ah yang dimuliakan Allah, Islam adalah agama yang penuh makna. Agama yang menuntun manusia untuk memiliki identitas dan jati diri yang baik. Identitas Islam, jati diri Islam meliputi : 1) mentauhidkan Allah, 2) Taat pada perintah-Nya, 3) Tidak melakukan maksiyat pada Allah dan RasulNya.
Jama’ah yang berbahagia, untuk mewujudkan identitas Islam maka dapat kita lakukan dengan cara : mengikuti al qur’an dan mengamalkannya QS Al An’am (6);155. dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.
Ayat ini menjelaskan bahwa Al Qur’an adalah kitab yang diturunkan Allah dengan diberi keberkahan, sebagaimana tertuang dalam QS Al Maidah ayat 3, bahwa al qur’an adalah kitab yang telah disempurnakan, dicukupkan, dan diridloi oleh Allah Sang Pencipta alam raya. Meskipun telah secara gamblang dan jelas kita diperintah untuk mengikuti al qur’an, namun ternyata dalam menyikapinya manusia terpecah menjadi tiga kelompok.
Ketiga kelompok manusia tersebut ditulis dengan jelas di dalam QS Fathir (35) ayat 32
QS Fathir(35);32. kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia dalam mengamalkan al qur’an ada tiga golongan, yaitu : 1) dzalimun, 2) muqtasidun, 3) saabiqun bil khairati biidznillaahi.
Pertama, golongan dzalimun. Golongan ini adalah manusia yang mengetahui adanya perintah dan larangan namun senantiasa tidak diindahkan. Hidupnya selalu diwarnai dengan perilaku dan tindakan maksiyat, waktunya dihabiskan untuk hal yang tidak bermanfaat dan tidak diridloi Allah. Hidupnya hanya diisi dengan memenuhi keinginan dan hawa nafsunya belaka. Orientasi hidupnya adalah kebahagiaan sesaat di dunia saja. Ia akan menghalalkan segala cara demi meraih keinginan dunianya.
Kedua, golongan muqtasidun, yaitu golongan yang dalam posisi berada di tengah- tengah, tidak memiliki ketegasan dalam bersikap. Golongan ini akan senantiasa berbuat kebaikan sekaligus juga acuh terhadap larangan, sehingga kebaikan dan keburukan akan berjalan terus. Ia melaksanakan perintah, namun larangan juga dilaksanakan. Mereka lupa bahwa Rasul pernah memerintahkan bahwa “ apa yang aku larang jauhilah; apa yang aku perintahkan lakukanlah semampunya.sesungguhnya kebinasaan umat terdahulu adalah karena banyak bertanya dan karena berseberangan dengan para nabinya( hr bukhori muslim).
Ketiga, golongan saabiqun bil khairati biidznillaahi. Golongan ini adalah golongan yang termasuk khairu ummah, golongan yang tidak melewatkan setiap kesempatan untuk berbuat kebaikan sesuai perintah Allah. Hidupnya senantiasa diwarnai perbuatan dan perilaku untuk melakukan kebaikan. Dari waktu ke waktu perilakunya semakin mengarah kepada kebaikan, tak ada waktu untuk berbuat kejahatan dan maksiyat. Di sisi lain perilakunya juga berlomba dalam kebaikan, fastabiqul khairat. Ia akan senantiasa berbuat kebaikan, namun jika ia belum mampu melakukan kebaikan ia akan menjadi orang yang mendukung kebaikan. Bukan menjadi kritikus untuk sesama muslim yang melakukan perbuatan yang kita belum bisa melakukannya. Orang yang selalu berprasangka baik terhadap orang yang berbuat baik meskipun ia belum bisa melakukannya.
Jama’ah yang berbahagia marilah kita renungkan, kita koreksi diri kita masing- masing. Termasuk kelompok yang manakah kita diantara ketiga kelompok di atas. Jika kita tahu dimana posisi kita maka akan lebih mudah bagi kita untuk menuju yang lebih baik. Selaku ummat Islam yang baik selayaknya kita senantiasa mengarah untuk mampu menjadi golongan yang ketiga.
Demikian yang dapat kita sampaikan semoga membawa manfaat bagi kita semua. Semoga Allah memberi kekuatan bagi kita semua untuk dapat mengamalkan dan mengikuti seluruh ajaran al qur’an. Terima kasih.
Endri Yunanta Besar,SPd,MPd
MTDK PCM Delanggu
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 comments:
Posting Komentar