PKU Muhamamdiyah Delanggu
News

Manajemen Silaturahmi


Beberapa waktu yang lalu di lingkungan PCM Delanggu ada peristiwa serah terima jabatan kepala sekolah ( top manajemen). Peristiwa tersebut tentu menarik untuk dibahas dan dikupas, bukan semata untuk kepentingan top manajemen di lingkungan tersebut, namun juga secara umum dalam mengelola sebuah lembaga dan atau organisasi secara keseluruhan. Manajemen atau pengelolaan dari lembaga dan atau organisasi sangat menarik untuk dibicarakan. Lebih- lebih jika kita berharap agar organisasi tersebut bisa maju dan berkembang dengan baik, maka top manajemen sangat memegang peran strategis dan penting, oleh karena itu setiap perubahan pimpinan selalu menarik untuk diperhatikan semua pihak.
Banyak teori yang ada untuk mengelola sebuah organisasi dan lembaga.Banyak pula teori tentang kepemimpinan yang berkembang, namun bagaimana kita selaku warga Muhammadiyah dalam mengelola sebuah lembaga.Bagi kita warga persyarikatan tentu memiliki manajemen yang baik dan bagus serta penuh terobosan sebagai wujud dari bentuk organisasi yang penuh pembaharuan, tadjid.
Sebagai individu dan warga persyarikatan kami menawarkan sebuah gagasan untuk manajemen organisasi, yang kami beri namamanajemen silaturahmi. Manajemen ini menurut hemat kami akan sangat efektif untuk membawa kemajuan organisasi menuju kea rah yang lebih baik.Dengan manajemen ini seluruh elemen di dalam organisasi dapat digerakkan dan dioptimalkan untuk menunjang dan menopang jalannya organisasi.
Manajemen silaturahmi mampu menggerakkan seluruh potensi yang ada, sebab dalam manajemen ini aka nada lima hal yang dapat dilakukan, yaitu :1)taaruf (kenal), 2) tafakub (paham), 3) taafun (menolong), 4) tafakul (tanggungjawab), 5) tabayun (kroscek). Lima hal ini menurut hemat kami akan mampu menggerakkan organisasi secara efektif dan membawa hasil yang baik.
Manajemen silaturahmi adalah manajemen Islami yang sesuai dengan ajaran agama, sebagaimana diperintahkan Allah dan Rasulnya. Oleh Allah disebutkan dalam QS An Nisaa’ ayat 1. Sedangkan oleh Rasul “Sembahlah Allah, janganlah persekutukan dengan sesuatu pun, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan sambilkan tali kasih sayang (silaturahmi”. (HR. Al-Bukhari). Dengan manajemen ini top manajemen akan senantiasa menyambung tali silaturahmi dengan semua jajaran yang dipimpinnya, ia menyadari bahwa keberadaannya adalah untuk memimpin anak buah untuk maju bersama dengan lembaga yang dipimpinnya. Maju bersama, bukan hanya untuk kepentingan pimpinan namun untuk kelangsungan dan kemajuan lembaga secara institusional.
Melalui manajeman silaturahmi pimpinan tidak segan dan tidak ogah- ogahan melakukan turba( turun ke bawah). Pimpinan akan sangat menyadari bahwa ia bisa menjadi pimpinan karena adanya anak buah, sehingga ia akan bersikap baik kepada semua pihak. Apalagi jika pemimpin itu muncul karena proses pemilihan, maka turba akan sangat bermanfaat. Sebab proses pemilihan sebaik apapun akan meninggalkan “luka” yang mau tidak mau harus diobati agar semua dapat berkontribusi memajukan organisasi.
Dengan silaturahmi turba pimpinan akan mampu taaruf, mengenal anak buah. Termasuk di dalamnya mengenal anak buah yang kecewa dan luka akibat proses pemilihan .Silaturahmi dapat dimanfaatkan sebagai mekanisme rekonsiliasi yang sangat efektif dalam upaya penyelesaian berbagai kekhilafan, perselisihan, ketegangan, atau konflik antaranggota di masa silam.Silaturahmi turba akan mampu membangkitkan good mood, perasaan hati yang baik setelah melewati kompetisi proses pemilihan pimpinan. Selain itu, silaturahmi juga bisa dijadikan sebagai sarana atau medium relasi sosial untuk memecahkan berbagai kebuntuan dan masalah yang rumit di organisasi.
Silaturahmi  turba juga membawa manfaat saling mengenal potensi yang ada. Pimpinan akan menjadi paham potensi yang dimiliki anak buah, sehingga bisa dengan tepat memberi peran dan tugas yang sesuai dengan potensinya untuk menunjang kemajuan organisasi. Sebaliknya melalui kegiatan ini anak buah akan merasa diperhatikan keberadaannya, merasa dihormati sebagai manusia “diuwongke”, sehingga merasa menjadi bagian dari organisasi. Dengan begitu maka ikatan emosional akan terbangun diantara seluruh elemen yang ada.
Setelah mengenal, maka pimpinan dan warga akan saling dapat melakukan tafakub, yaitu saling memahami tugas wewenang dan tanggungjawabnya masing- masing. Di satu sisi maka pimpinan juga akan lebih mudah ketika memberikan tugas kepada anak buah karena memiliki pemahaman yang baik terhadap seluruh anggota organisasi. Di sisi yang lain anggota dan anak buah juga tidak akan menuntut yang berlebihan terhadap pimpian karena memahami kondisi dan keadaan sert kemmpuan pimpinan dan top manajemennya.
Dengan pemahaman yang baik maka selanjutnya akan mampu melakukan taafun, menolong. Dengan saling kenal, saling memahami, maka akan lebih mudah semua elemen dalam organisasi akan dapat saling memberikan pertolongan, agar semua pihak dapat dapat bergerak dan berkontribusi dalam memajukan organisasi.
Selanjutnya dengan manajemen silaturahmi turba pimpinan akan mampu memberikan tanggungjawab (tafakul) yang sesui dengan kondisi anak buahnya. Dengan begitu anggota akan bekerja optimal sesuai tanggungjawab yang diberikan. Hal ini penting agar semua pekerjaan dapat dikerjakan dan diselesaikan sesuai dengan target dan waktu yang ditentukan dengan penuh rasa senang dan tanggungjawab karena sesuai dengan kemampuannya.
Manajemen silaturahmi juga akan mampu menghilangkan salah paham dan salah pengertian. Silaturahmi akan dapat digunakan untuk tabayun, mencari tahu, mengecek kebenaran sesuatu. Dengan langkah ini maka dapat dihindari kesalahpahaman antara pimpinan dan anggota, sehingga tidak akan ada saling curiga dan saling memata- matai satu dengan yang lainnya. Melalui tabayun setiap informasi bernada miring dalam organisasi akan segera dapat diatasi, sehingga suasana organisasi akan nyaman. Ketika hal itu terjadi maka akan saling terhindar dari saling curiga dan kasak – kusuk. Dengan demikian maka akan terhindar pula dari fitnah dalam organisasi, yang pada akhirnya menjadikan organisasi akan solid dalam mencapai visi dan misinya.
Manajemen silaturahmi juga sangat penting dalam menjaga eksistensi dan kelangsungan organisasi. Berapa banyak orang yang semula mendukung pimpinan di tengah jalan berbalik arah menjadi rival dan saingan karena pecah konsgsi. Teori hukum kardus, akan berlaku di setiap waktu dan setiap kesempatan. Teori kardus adalah teori dimana ketika keinginan bersama belum terwujud mereka bersatu padu mewujudkannya.Namun saat hal itu tercapai maka kemudian pecah kongsi karena masing masing ingin menjalankan ide dan gagasannya. Oleh karena itu silaturhmi tetap perlu dilakukan kepada semua pihak oleh top manajemen agar hal ini dapat ditekan sekecil mungkin.
Demikian sekelumit tentang manajemen organisasi berbasis silaturahmi , semoga bermanfaat. Jika benar datang dari Allah SWT, jika ada kekeliruan dan kekurangan semata- mata karena kekurangan penulis, oleh Karen itu mohon maaf. Fastabiqul khairat, jihad fii sabilillah.

Endri Yunanta Besar,SPd,MPd
MTDK PCM Delanggu

About khosimjo

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.