( Klaten, HIJRAH ) Bertempat di gedung Al Mabrur Rumah Sakit Islam ( RSI ) Klaten, Komisi Kesejahteraan Dan Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Ikndonesia ( MUI ) Kabupaten Klaten pada Rabu , 1 Dzulhijah 1433 H atau 17 Oktober 2012 telah mengadakan kegiatan seminar ilmiah yang diikuti sekitar 700 peserta yang terdiri dari seluruh pengurus MUI cabang danpengurus takmir masjid serta tokoh agama. Dalam sambutannya ketua komisi, H. Sukemi, ST.MM menyatakan acara seminar ini merupakan program kerja dari komisi kesejahteraan dan pemberdayaan umat. Lebih lanjut Sukemi menyatakan ucapa terima kasih kepada seluruh tamu undangan yang telah melonggarkan waktunya untuk menghadiri acara tersebut.
Dalam seminar ilmiah dengan thema masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi jamaah Ustadz Jazir dari Yogyakarta, selaku nara sumber menjelaskan bahwa saat ini jumlah masjid di Indonesia sekitar 700 ribu. Sebaik-baik tempat adalah masjid sedangkan seburuk-buruk tempat adalah pasar. Di Pasar tersebut merupakan sumber munculnya paham materialistik yang bisa menimbulkan kesengsaraan yang berujung pada penindasan.
Saat ini masjid hanya sebagai tempat sujud saja tapi bukan menjadi tempat untuk mensujudkan semua aktifitas. Kalau masjid sudah tidak berdaya maka pasar akan mewarnai kehidupan manusia. Menurutnya, pasar harus tunduk pada masjid. Lebih lanjut Ustadz Jazir menjelaskan bahwa fungsi masjid pada zaman Rasulullah diantaranya adalah sebagai pusat pendidikan, pusat peribadatan, pusat informasi masyarakat, pusat menerima tamu negara, pusat pengumpulan zakat dan pensthashorufan, infaq dan shadaqoh, pusat pertolongan umat, pusat pengaturan kegiatan masyarakat Islam, pusat penyelesaian sengketa, pusat menginap para musafir dan pusat rumah sakit disaat kritis.
Sementara itu dalam seminar tersebut juga didukung oleh Kemenag Klaten, Yayasan Al Mabrur, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, Asosiasi BMT, Puskopsyah, YKPU, Dana Sejuta Harapan ( DSH ) dan Takmir Masjid Raya Klaten.( Wie )
Dalam seminar ilmiah dengan thema masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi jamaah Ustadz Jazir dari Yogyakarta, selaku nara sumber menjelaskan bahwa saat ini jumlah masjid di Indonesia sekitar 700 ribu. Sebaik-baik tempat adalah masjid sedangkan seburuk-buruk tempat adalah pasar. Di Pasar tersebut merupakan sumber munculnya paham materialistik yang bisa menimbulkan kesengsaraan yang berujung pada penindasan.
Saat ini masjid hanya sebagai tempat sujud saja tapi bukan menjadi tempat untuk mensujudkan semua aktifitas. Kalau masjid sudah tidak berdaya maka pasar akan mewarnai kehidupan manusia. Menurutnya, pasar harus tunduk pada masjid. Lebih lanjut Ustadz Jazir menjelaskan bahwa fungsi masjid pada zaman Rasulullah diantaranya adalah sebagai pusat pendidikan, pusat peribadatan, pusat informasi masyarakat, pusat menerima tamu negara, pusat pengumpulan zakat dan pensthashorufan, infaq dan shadaqoh, pusat pertolongan umat, pusat pengaturan kegiatan masyarakat Islam, pusat penyelesaian sengketa, pusat menginap para musafir dan pusat rumah sakit disaat kritis.
Sementara itu dalam seminar tersebut juga didukung oleh Kemenag Klaten, Yayasan Al Mabrur, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, Asosiasi BMT, Puskopsyah, YKPU, Dana Sejuta Harapan ( DSH ) dan Takmir Masjid Raya Klaten.( Wie )
0 comments:
Posting Komentar