(Klaten) Penyelengggara pendidikan seharusnya mulai menyikapi berbagai indikasi yang menyebabkan kegagalan di dunia pendidikan. Hal tersebut di sampaikan Ketua Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Klaten, H.Suhud Eko Yuwono, Senin (12/11). Beberapa indikasi yang muncul tersebut yang paling menonjol adalah mengenai berbagai kasus tawuran antar pelajar yang akhir akhir ini kian marak. “Ada satu penelitian yang menyebutkan jika hubungan anak dengan orang tua tidak baik cenderung menjadi penentang di luar” Kata Suhud. Dijelaskan kondisi seperti ini terkadang menjadi salah satu akar permasalahan munculnya perkelahian antar pelajar yang harus kita antisipasi. Indikasi yang lain yang mengarah kepada kegagalan pada penyelenggaraan pendidikan berkaitan dengan aspek Budaya dan Sosial. Suhud menjelaskan saat ini degradasi moral atau sopan santun para pelajar sangat luar biasa. “Ini banyak terjadi di kalangan para pelajar secara umum dimana etika sopan santut para pelajar dengan yang lebih tua sangat merosot” tegas Suhud. Sedangkan indikasi lain yang dapat menjadikan kegagalan pendidikan menyangkut pengamalan nilai-nilai al-quran terutama pada sekolah berbasis agama. “Sekarang banyak pelajar yang jauh dari al-quran, hal ini sangat berpengaruh pada norma ketaatan beribadah para siswa” katanya.
Lebih lanjut Suhud mengatakan memasuki perjalanan dakwah Muhamamadiyah yang telah mencapai 103 tahun ini hendaknya perlu dilakukan evaluasi atau intsropeksi bagaimana mengatasi berbagai indikasi yang bisa menyebabkan kegagalan pendidikan tersebut. “Konsep pendidikan di Muhammadiyah sebenarnya sudah di rancang sebagai pendidikan berbasis keislaman yang diharapkan memiliki out put melahirkan generasi yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dan berbudi pekerti luhur” Ungkap Suhud. Dalam melaksanakan konsep rancang bangun tersebut Muhammadiyah juga telah menyiapkan berbagai strategi pelaksanaan yang dimulai dari tinjauan proses belajar mengajar. Suhud menjelaskan dalam pendidikan muhammadiyah selalu ada keterkaitan antara siswa, guru, materi dan keterlibatan pimpinan. “Untuk kesiapan materi saya rasa sudah, tinggal bagaimana mempersiapkan tenaga guru yang memiliki standard kompetensi dan melalui proses seleksi yang sangat selektif” tegasnya. Dan yang lebih penting lagi menurut dia adalah dalam hal memilih pengelola. Majelis dikdasmen Muhammadiyah Klaten menurut Suhud saat ini mulai selektif dalam memilih tenaga pendidik, pengelola di jajaran sekolah Muhammadiyah dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan harapan dari misi Muhammadiyah di bidang pendidikan. (Noer)
Lebih lanjut Suhud mengatakan memasuki perjalanan dakwah Muhamamadiyah yang telah mencapai 103 tahun ini hendaknya perlu dilakukan evaluasi atau intsropeksi bagaimana mengatasi berbagai indikasi yang bisa menyebabkan kegagalan pendidikan tersebut. “Konsep pendidikan di Muhammadiyah sebenarnya sudah di rancang sebagai pendidikan berbasis keislaman yang diharapkan memiliki out put melahirkan generasi yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dan berbudi pekerti luhur” Ungkap Suhud. Dalam melaksanakan konsep rancang bangun tersebut Muhammadiyah juga telah menyiapkan berbagai strategi pelaksanaan yang dimulai dari tinjauan proses belajar mengajar. Suhud menjelaskan dalam pendidikan muhammadiyah selalu ada keterkaitan antara siswa, guru, materi dan keterlibatan pimpinan. “Untuk kesiapan materi saya rasa sudah, tinggal bagaimana mempersiapkan tenaga guru yang memiliki standard kompetensi dan melalui proses seleksi yang sangat selektif” tegasnya. Dan yang lebih penting lagi menurut dia adalah dalam hal memilih pengelola. Majelis dikdasmen Muhammadiyah Klaten menurut Suhud saat ini mulai selektif dalam memilih tenaga pendidik, pengelola di jajaran sekolah Muhammadiyah dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan harapan dari misi Muhammadiyah di bidang pendidikan. (Noer)
0 comments:
Posting Komentar