PCM TRUCUK MILIKI MOBIL LAUT (Mobil Layanan Umat)
Trucuk, Hijrah Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Trucuk, Daerah Klaten H. Haroni mengatakan, bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan organisasi Islam yang bergerak dalam amar makruf nahi mungkar yang lebih spesifik kepada pengamalan QS Al Ma’un di mana di dalam surat tersebut diisyaratkan, bahwa indikadsi orang Islam yang menipu terhadap agamanya diantaranya adalah tidak mau menyantuni anak yatim piatu, tidak memberi makan kepada fakir miskin atau peduli terhadap orang yang lemah.
Berpijak dari gerakan tersebut maka PCM Trucuk memperluas layanan terhadap umat Islam warga dan simpatisan Muhammadiyah dengan mengadakan Mobil Laut ( Mobil Layanan Umat). Bekerjasama dengan Majlis Lazismu Trucuk yang diketuai oleh H. Jumairi, pengadaan Mobil Laut dibicarakan dalam forum beberapa kali rapat untuk direalisasikan.
Demikian antara lain dikatakan Ketua PCM Trucuk, Klaten H. Haroni kepada Hijrah yang ditemuinya di halaman gedung dakwah Muhammadiyah AR Fachrudin di Desa Kradenan, Trucuk, Klaten, belum lama ini.
Dikatakan, bahwa rencana untuk memmbeli monil layanan umat sudah dirintis sejak lama. Karena terkendala masalah keuangan, maka mobil layanan umat baru dapat terealisasi kali ini. Meski mobil ini tidak baru, namun setidaknya kondisi barangnya baik mesin, kerangka, dll masih kondisi baik.
Setelah dibicarakan bersama antara pimpinan cabang dan ranting Muhammadiyah se caang Trucuk, akhirnya disepakati oleh peserta rapat agar rencana memmbeli mobil layanan ummat segera direalisasi, mengingat banyaknya layanan organisasi Muhammadiyah kepada umat Islam. Dan di harapkan layanan ini tidak hanya diberikan kepada warga Muhammadiyah, melainkan warga selain Muhammadiyah juga dapat dilayani, baik itu diminta maupun tidak diminta. Dalam pelayanan jangan sampai memmbeda-bedakan antara warga Muhammadiyah maupun lainnnya. Tujuan kita satu yakni memberikan pelayanan kepada umat atau bahkan warga di wilayah kecamatan Trucuk, kutip Haroni pada acara rapat yag lalu.
Samirun.
Untuk merealisasikan mobil layanan umat PCM Trucuk menggali dana dari berbagai pihak yakni dari AUM, PNS yang bertugas di sekolah-sekolah Muhammadiyah, warga Muhammadiyah dari ranting hingga Cabang,dan simpatisan Muhammadiyah. Mreka sami uruan untuk pengadaan mobil tersebut. Adapun besarnya urunan /iuran bervariasi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Namun pada saat rapat koordinasiditetapkan setiap pengiur minimal Rp. 500 ribu rupiah. Bagi yang kaya atau mampu bisa lebih banyak lagi. Dan akhirnya dana terkumpul yang selanjutnya uang yang ada untuk DP dulu. Dan sekarang mobil layanan umat PCM Trucuk sudah terwujud, ujar Haroni.
Ditambahkan, setelah mobil layanan umat PCM Trucuk, Klaten terwujud, maka dalam pelayanan umat dan warga Muhammadiyah sewaktu- waktu dapat menghubungi pengurus. Untuk sementara waktu mobil ditempatkan di alah satu pimpinan cabang yakni di rumah H. Wawan Sajen, Trucuk, Klaten, mengingat di gedung dakwah AR Fachrudin yang dimiliki PCM Trucuk belum ada tempatnya. Oleh karena itu, untuk memelihara dan merawat sementara diserahkan kepada H. Wawan. Namun untuk minta pelayanan sekretaris PCM yang melayani atau yang mengatur. Adapun kegunaan mobil layan umat ini dipergunakan untuk mengantar orang yang sakiy, besuk saudara yang sakit di rumah sakit, lawatan PCM, dll, tambahnya.
Sementara itu Ketua Lazismu PCM Trucuk, Klaten H. Djumairi menjelaskan, bahwa dana yang dimiliki oleh Lazismu saat itu sekitar Rp. 30 juta. Namun niat yang baik untuk pengadaan mobil layanan umat ini dapat terealisasi hasil iuran dari teman-teman atau donatur yang merasa terpanggil untuk pengadaan mobil layanan umat ini.
Ambulance.
Setelah mobil layanan umat terwujud, kini Lazismu PCM Trucuk merencanakan untuk membeli ambulance yang dimanfaatkan untuk mengangkut orang sakit ke rumah sakit, mengangkut jenazah ke makam. Gagasan ini diilhami adanya beberapa kejadian yang menimpa warga Muhammadiyah yang telah mengamalkan Qur’an dan Sunnah, yang sudah meninggalkan berbagai adat dan kebiasaan umat Islam lainnya, sepeti upacara selamatan atas kematian seseorang, ritual sadranan, dll setelah meninggal dunia keluarga ahli waris diboikot. Warga sekitar yang tidak sepaham tidak mau mengurusnya. Padahal mereka juga orang Islam. Oleh karena itu perlu warga Muhammadiyah bersatu padu untuk menanggulanggi kejadian serpa yang menimpa warga Muhammadiyah, ujarnya. (H-24)
0 comments:
Posting Komentar