Oleh; Buya Al Ghozali
Baitul Arqom adalah bentuk pengkaderan formal di Pemuda Muhammadiyah yang berorientasi pada pembinaan ideologi dan kepemimpinan untuk menciptakan kesamaan dan kesatuan pandangan, sikap, integritas, wawasan, cara berpikir dan cara bertindak dikalangan Pimpinan dan Anggota dalam mewujudkan visi misi Pemuda Muhammadiyah.
Berangkat dari hal tersebut diatas maka Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Delanggu mengadakan Baitul Arqom yang dilaksanakan pada hari Sabtu s/d Minggu 7 - 8 November 2015 bertempat di Hotel Azaya Bandungan. Kegiatan ini diikuti oleh 65 kader yang berasal dari seluruh Pengurus Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah di Kecamatan Delanggu.
Baitul Arqom bertemakan “ Membentuk kader Muhammadiyah idiologis dan kritis dalam rangka mewujudkan Islam yang berkemajuan” itu diisi oleh tokoh dan pakar-pakar yang berkompeten dibidangnya untuk memaksimalkan hasil kegiatan. Pemateri terdiri dari 1. Prof. Dr. H. Harun, SH.MH untuk materi “Muhammadiyah dan Dinamika Politik”; Bliau menyampaikan materi bahwa Politik bisa dimaknai dalam 2 hal yaitu politik sebagai siasat atau strategi dan politik dalam hal ini aktif berpartai. Kalau politik yang dimaknai sebagai siasat dan strategi, maka Muhammadiyah berpolitik. Strategi Muhammadiyah dalam berdakwah sangat luar biasa dalam beramal ma’ruf nahi mungkar. Salah satu strategi hebatnya adalah Amal Usaha Muhammadiyah yang merupakan dakwah bil hal nya Muhammadiyah, baik itu sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, panti asuhan dan lain-lain. Belum ada organisasi yang punya amal usaha sebanyak dan sebesar Muhammadiyah, tidak hanya di Indonesia tapi juga didunia.
Sedangkan jika yang dimaksud berpolitik itu aktif dalam paitai politik, maka sejarah mencatat Muhammadiyah pernah berpolitik, pada saat aktif di masyumi contohnya. Sebelum akhirnya Muhammadiyah menegaskan kembali sebagai organisaasi dakwah. Muhammadiyah sekarang tidak terlibat dalam politik praktis, namun Muhammadiyah mempersilahkan pada kader – kadernya untuk aktif dalam partai politik sebagai individu bukan secara organisasi. Jika ada kader yang aktif dalam politik hendaklah menjadi politisi yang baik mampu membawa pengaruh positif dan tetap menjaga nama baik sebagai kader. Muhammadiyah tidak kemana – mana tapi kadernya ada dimana mana. Prof Harun juga menyampaikan kader PCPM Delanggu jangan alergi dan buta terhadap politik supaya bisa melanjutkan estafet bapak – bapak Muhammadiyah.
Pemateri kedua Abu Bakri Royani, S.AG dari Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk materi “Al Islam dan Kemuhammadiyahan “; Beliau menjelaskan hakekat hidup di dunia Manusia ciptaan Allah, hamba Allah, difasilitasi hidup oleh Allah, akan kembali kpd Allah, sepenuhnya dikuasai Allah. Bersyukur, tunduk, taat, patuh & bergantung hanya kepada Allah SWT. Dunia hanya sementara, tempat ujian. Agar selamat dari Neraka & Bahagia di Surga, Allah memberi Pedoman mengarungi hidup dengan baik & benar yaitu Dienul Islam. Sebagai kader Muhammadiyah para peserta Baitul Arqom PCPM Delanggu diharapkan bisa masuk ke Islam secara kaffah sebagaimana firman Alloh dalam surat Al Baqoroh : 208 : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara kaaffah (keseluruhan,totalitas) dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya Syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Selanjutnya Abu Bakri Royani menjelaskan tentang Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah.” (Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab II, Pasal 4 ayat 1). Muhammadiyah bercita-cita dan bekerja didasarakan pada nilai ajaran Islam dan untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah di muka bumi. Bagi Muhammadiyah Islam merupakan nilai utama sebagai fondasi dan pusat inspirasi yang menyatu dalam denyut nadi gerakan. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa risalah yang dibawa para Nabi hingga Nabi akhir zaman Muhammad s.a.w, adalah agama Allah yang lengkap dan sempurna. Yang didalamnya mengandung ajaran berupa perintah-perintah dan larangan – larangan tetapi juga petunjuk – petunjuk untuk keselamatan hidup umat manusia di dunia dan akhirat.
Muhammadiyah memandang bahwa Islam merupakan agama yang mengandung nilai – nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan. “ kemajuan “ dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah. Islam yang berkemajuan melahirkan dan memancarkan pencerahan yang secara teologis merupakan refleksi dari nilai – nilai transendetal, liberasi, emansipasi, dan humanisasai sebagaimana terkandung dalam Q.S. Ali Imran 104 dan 110 ( yang menjadi inspirasi lahirnya Muhammadiyah )
Pemateri ketiga Tugiran, SPdI Ketua PDPM Klaten untuk materi “Kepemimpinan”. Beliau mengambil judul Kepemimpinan Sejati. Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau pun jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Kepemimpinan adalah Hasil dari proses perubahan karakter Sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang Sudah menemukan visi dan misi hidup Kedamaian dalam diri (inner peace) membentuk bangunan karakter yang kokoh. ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Pemimpin sejati Seorang pemberi semangat (encourager) Motivator Inspirator Kedamaian diri kerendahan hati integritas yang kokoh daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan visi serta misi yang jelas.
Karakter Seorang Pemimpin Sejati (Q Leader).Yang Pertama Q berarti kecerdasan atau intelligence. (Seperti dalam IQ – Kecerdasan Intelektual, EQ – Kecerdasan Emosional, dan SQ – Kecerdasan Spiritual). Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ—EQ—SQ yang cukup tinggi. Kedua, Q Leader berarti kepemimpinan yang memiliki quality, baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial. Ketiga, Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi (dibaca ‘chi’ – bahasa Mandarin yang berarti energi kehidupan). Makna Q keempat adalah seperti yang dipopulerkan oleh KH Abdullah Gymnastiar sebagai qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya (qolbu-nya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu management). Lebih lanjut Tugiran berharap peserta bisa menjadi pemimpin – pemimpin harapan Pemuda Muhammadiyah dan Muhammadiyah, paling tidak mampu memimpin diri sendiri dan keluarganya.
Pemateri terakhir Zaenudin, SE. Ketua PWPM Jateng untuk materi “Manajemen Organisasi dan Manajemen konflik”. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik. Perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik, apalagi jika tidak disertai pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang.
Manajemen konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu organisasi. Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. Kader PCPM Delanggu hendaklah menguasai manajemen organisasi dan manajemen konflik sehingga perjalanan organisasi bisa berjalan dengan baik. Jika terjadi konflik jangan dihindari, tapi dihadapi dengan menggunakan ilmu. Kebesaran Pemuda Muhammadiyah apabila mampu memanag organisasi dan memanag konflik dengan baik.
Selain berbentuk penyampaian materi, Baitul Arqom juga diisi dengan diskusi, presentasi, resitasi, dan pendampingan dinamika kelompok. Peserta Baitul Arqam juga diajak menikmati Out Bond Training dengan permainan edukatif, menantang, dan penuh makna yang mampu mendukung pencapaian tujuan pembentukan kader yang dikelola oleh oleh para Tim Instruktur PDPM Klaten.
Ketua PCPM Delanggu, Buya Al Ghazali, SE.MM dalam sambutannya mengatakan, dari kegiatan ini diharapkan tumbuh kader-kader Pemuda Muhammadiyah yang handal dan militan untuk menjalankan misi pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan dakwah Muhammadiyah, ummat, dan bangsa.
“Kontribusi kiprah para Kader Pemuda Muhammadiyah untuk pencerahan dan kepedulian kemaslahatan melalui berbagai program dan kegiatan nyata di masyarakat sangatlah diharapkan. Sudah saatnya pula, kaum muda berani tampil dan membuktikan melalui karya nyata” ujarnya.
Ketua PCPM Delanggu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PCM Delanggu, PCA Delanggu, Panitia dan semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan sehingga kegiatan Baitul Arqom bisa berjalan sukses dan lancar.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 comments:
Posting Komentar