Muhammadiyah dalam gerakannya tidak pernah terlepas dari proses dinamika yang terus berkembanghinggasaatini. Sebagai gerakan yang senantiasa mendasarkan pada pemikiran yang madaniah serta berprinsip pada aufklarung sebagai pencerah di tengah-tengah masyarakat disaat dunia sedang memasuki era globalisasi dan modernisasi, maka Muhammadiyah dituntut untuk mengikuti arus informasi secara linier. Artinya kalau Muhammadiyah tidak mau ketinggalan, konsekwensi logis adalah Muhammadiyah harus mengikuti Teknologi Informasi disegala lini. Baik secara top down maupun bottom up, yaitu secara vertikal dari pusat sampai ranting atau dari ranting sampai ke pusat harus bersinergi saling interaksikonektif. Sementara secara horisontal, antar ranting dan cabang, daerah dan wilayah harus saling take and give tukar menukar informasi dalam upaya optimalisai dan maksimlaisai kegiatandangerakan. Akses internet yang digunakan oleh warga Muhammadiyah dalam gerakan dakwah inilah yang sering dinamakan dengan Muhammadiyah online. Ketikawarga Muhammadiyah sudah menggunakan akses internet maka tidak menutup kemungkinan munculnya Muhammadiyah oncall. Sinergitas Muhammadiyah satu dengan yang lainantar ranting, cabang, daerah, wilayahdanpusatsertasebaliknyauntukselalu siap dan siaga dalam setiap kegiatan , setiap warga Muhammadiyah yang berada di ranting bisa dihubungi diakses keberadaannya setiap saat dalam keadaan apapun.
Dalam hitungan detik maka segala informasi dari pusat akan segera diakses olehwilayah, daerah, cabangdan ranting secara online. Ada beberapa tulisan yang cukup menarik utuk dikaji yaitu Muhammadiyah Yesterday , Today, dan wednesday, ini sebagaigerakandimananotasi kata kemarin, hari ini, dan yang akan datang adalah Muhamadiyah, gerakan ini tentu mengandung konsekwensi yang harus dijalankan oleh warga Muhammadiyah garis lurus dari pusat sampai dengan ranting. GerakanMuhammadiyahdalamsegalaliniharusdilakukanbaikkemarin, hariinimaupun yang akanakan datang. Gerakan Muhammadiyah adalah gerakan transformasi dari afektif , koqnitif serta aqidah dalam upaya untuk menyelaraskan hubungan antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan Allah SWT. Muhammadiyah sebagai gerakan madaniah yang bersumber pada gerakan moral dan akal sehat serta pemikiran pemikiran yang berkemajuan dalam upaya untuk menunjukkan bahwa Muhammadiyah sudah memasuki fase Aufklarung sejak tahun 1912. Jadi kalau ada tetangga sebelah yang melakukan gerakan semacam itu, Muhammadiyah sudah terlebih dahulu melakukan gerakan itu. Dalam upaya meningkatkan umat berkualitas dan mencerdaskan umat, Muhammadiyah sudah terlebih dahulu membuat , pondok-pondok pesantren modern untuk menampung umat untuk belajar Al Quran dan pengetahuan umum.
Dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan, Muhammadiyah sudah mendirikan balai-balai pengobatan atau Rumah Sakit atau PKU, yang tersebar dari titik nol, yaitu di Kauman Yogyakarta dimana Muhammadiyah dilahirkan. Kauman Yogyakarta itulah yang merupakan hiposentrum dari gerakan Muhammadiyah yang diawali tahun 1912. Setelah melalui perjalanaan serta proses yang berliku, mendapat pro dan kontra, Muhammadiyah berkembang pesat dimana-mana, dari Sabang sampai Merauke. Perkembangan Muhammadiyah tersebut telah melahirkan ratusan ribu episentrum atau pimpinan ranting-pimpinan ranting yang bergerak secara sel system. Sehingga Muhammadiyah dalam hitungan detik mampu mengembangkan sayapnya seantero nusantara. Dibidang pendidikan muhammadiyah telah melahirkan sekolah sekolah, madrasah madrasah, perguruan tinggi dan universitas yang telah kesohor berdiri di kota kota besar di Indonesia. Ini sebagai indikator bahwa Muhammadiyah telah mempunyai peran aktif secara progres dalam pembangunan di Indonesia khususnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini semua tidak terlepas dari peran warga Muhammadiyah Baik ditingkat ranting sampai tingkat hiposentrum ( pusat ).
Yang menarik di tubuh Muhammadiyah adalah secara struktural, Muhammadiyah menerapkan unsur kata pimpinan. Seluruh pengurus harian adalah merupakan unsur pimpinan. Sehingga mereka mempunyai kedudukan yang sama, namun secara administrasi telah dibagi menjadi sekretaris dan wakil ketua yang membidangi. Maka kata-kata pengurus dari Muhammadiyah secara hierarki adalah Pimpinan Pusat, pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan cabang sampai pimpinan ranting menggunakan kata-kata Pimpinan. Cukup fenomenal adalah Prof Dr Dien Syamsudin, setelah menjadi ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah , selama 2 periode , seorang Dien melakukan jumping atau manuver yang patut dicontoh oleh seluruh warga Muhammadiyah. Beliau dengan ikhlas menjabat sebagai ketua ranting Pondok Labu Jakarta Selatan. Sebuah status jumping yang sangat menukik, namun inilah Muhammadiyah. Seorang Dien dimata Muhammadiyah tidaklah mengalami social sinking, namun justru menjadi seorang yang terhormat. Kalau dilihatgerakannya makaPimpinan Pusat Muhammadiyah yang sebenarnya adalah di tingkat Ranting. Karena hampir setiap kegiatan Muhammadiyah digerakkan di tingkat ranting .
Sedangkan secara struktural organisatoris dan administrasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah berada di Yogyakarta dan Jakarta. Maka subur dan gersangnya Muhammadiyahtergantung dari embrio Muhammadiyah di ranting masing-masing. Peran Muhammadiyah di tingkat ranting inilah awal dari kehidupan sebuah organisasi yang dibesarkan oleh H Ahmad Dahlan. Maka sebagai kader di tingkat ranting peran serta warga Muhammadiyah sangatlah menentukan perkembangan. Organisasi yang sehat adalah berjalannya prosesKaderisasi yangkontinyu. Kalau kaderisasi sudah berjalan secara rutin maka akan memunculkan kader yang on call, kader yang siap dibutuhkan setiap saat dalam keadaan apapun. Kader Muhammadiyah yang on call adalah kader Muhammadiyah yang online. Kader yang tidakgagap dan gugup teknologiyang selalu mengakses fasilitas internet atau Informasi teknologi. Kehadiran HP dengan segala fasilitas ini, telah memudahkan Muhammadiyah dalam melakukan gerakan dakwah secara vertikal dan horisontal serta melakukan turba sampai ke tingkat ranting. Termasuk mengakses kebijakan – kebijakan pusat yang secara online bisa dishare secara cepat dan akurat, tanpa menunggu instruksi dari pusat, maka Muhammadiyah online inilah yang mempercepat program kerja Muhammadiyah.KalauseluruhwargaMuhammadiyahsudahmenggunakan HP untuk share danaksesdemi kepentingan organisasimaka Muhammadiyahbenar-benardalam genggaman.
Muhammadiyah benar-benar dalam genggaman, artinya Setiap informasi ataupun kebijakan dari PimpinanPusat Muhammadiyah dengan kilat dapat diakses secara holistik oleh seluruh warga Muhamamdiyah dimanapun berada. Baik di tingkat pusat, Wilayah, daerah, cabang maupun ranting. Dengan demikian maka Muhammadiyah dalam genggaman benar-benar bisa direalisasikan dengan cepat.
PerubahanperubahandalambentukpenemuanbaruberupaInovasi, discovery serta invention yang mengikuti zaman dapat pula diimbangi oleh warga Muhammadiyah.Sehingga kegiatan-kegiatan Muhammadiyah di ranting dan cabang dan seterusnyabisamengikutiperkembanganzamandengantetapmempertimbangkankearifan local Muhaammmdiyah. Dengan adanya web serta media online yang dimiliki oleh Muhammadiyah dibawah Majelis Pustaka dan Informasi ( MPI ) mampu menghipnotis warga Muhammadiyah dengan saling tukar informasi yang kemudian untuk diaplikasikan di ranting masing-masing. Yang cukup menarik adalah warga Muhammadiyah selalu menggunakan kearifan lokal dalam melakukan program kegiatan, meski dengan mengakses kegiatan-kegiatan dari ranting-ranting lain.
Kearifan lokal ini sebagai referensi awal untuk mengukur apakah kegiatan yang diakses bisa dilaksanakan dimasing-masing daerah. Dengandemikian program kgiatan secara top down bisa dibreakdown ke bawah untuk dilaksanakan . Ini semua tergantung dari kearian lokal tersebut. Bicara masalah kaderisasi tidak terlepas dari Muhammadiyah garis lurus. Muhammadiyah garis lurus disini saya artikan sebagai bentuk kaderisasi secara internal dalam keluarga. Artinya sebuah keluarga mulai dari kakek nenek sampai anak cucunya adalah Muhamamdiyah . Baik secara fenotif , genotif dan filogenotif adalah darah Muhammadiyah. Namun tidakmenutupkemungkinanditengah perjalanan, entah karena proses perjalanan hidupnyadalam hal ini perkawinan, sosialisasi primer maupun sekundernya mengalami penyimpangan. Maka inilah yang menjadi masalah dalam proses kaderisasi secara garis lurus. Karena bisa saja setelah menikah, anak ini tidak mengikuti gerakan kakek dan ayahnya menjadi Muhammadiyah. Darah Muhammadiyah menjadi luntur dan mengikuti suami atau istrinya untuk ikut organisasi lainnya. Kalau ini yang terjadi maka akan terjadi Muhammadiyah missing link, hilangnya garis keturunan darah Muhammadiyah dalam kaderisasi akan menjadi realitas. Missing link inilah yang harus kita antisipasi, maka membumikan roh Muhammadiyah sejak dari anak-anak menjadi kewajiban orangtua. Saya jadi teringat dengan kata-kata bijak yang ditulis dari shohib :
“ Anakku...kamu harus besar di Muhammadiyah “
“Anakku...kamu harus membesarkan Muhammadiyah “
“Anakku...kamu jangan hidup pada kebesaran Muhammadiyah “
Kalau saya perhatikan kata-kata tersebut linier dengan nasehat Ahmad Dahlan “ Hidup – Hidupilah Muhammadiyah, Dan jangan hidup di Muhammadiyah”. Kata-kata shohib tersebut mengingatkan kepada anak-anaknya agar mengikuti atau napak tilas gerakan kehidupan orangtuanya untuk besar di Muhammadiyah. Melaksanakan ajaran-ajaran Muhammadiyah dalam kehidupan sehar-hari. Kemudian orangtua juga mengajak anak-anaknya untuk membesarkan Muhammadiyah baik secara organisatoris maupun sosiologis. Selanjutnya shohib saya mengingatkan kepada anak-anaknya agar tidak ikut menikmati kebesaran amal usaha Muhammadiyah. Dengan tetap mengibarkan hirah di jiwa kader-kader Muhammadiyah, Insya Allah warga Muhammadiyah baik di tingkat ranting, cabang, daerah, wilayah dan pusat bisa melaksanakan kewajiban secara kaffah. Ini semua karena kita tidak gagap dan gugup teknologi dalam menggunakan kemajuan Informasi dan teknologi, baik ditingkat pusat sampai ranting.
Dwi Wignya
MPI PCM Delanggu
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 comments:
Posting Komentar