PKU Muhamamdiyah Delanggu
News

Muhammadiyah dalam Pusaran Politik


Oleh: Harun, Ketua PCM Delanggu
Konsisten serta  komitmen  terhadap tujuan dakwahamar ma’ruf nahi munkar, sejak awal didirikan pantas di sandang oleh Muhammadiyah. Lahir berawal dari motivasi  surat Ali Imron 104, yang diabadikannya pada Muqodimah Anggaran Dasar  Muhammadiyah maka  warna gerak dan kiprahnya tidak pernah  bergeser walau harus merespon perkembangan yang ada.
Pandangan hidup (Worldview) Muhammadiyah  yang di formulasi  menjadi Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah(poin 1)meyatakan bahwa “Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerjauntukterwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi”

Pandangan hidup ini dipandang perlu dalam mengawali  tulisan ini,sebelum terjawab berbagai pertanyaan yang ter betik pada setiap orang  berbicara Muhammadiyah. Menyebut nama Muhammadiyah mengingatkan orang akan berbagai aktifitas, pernyataan para tokoh nya dan amal usahanya yang tersebar di perkotaan sampai dengan  ke pedesaandi pelosok  negara ini.
Di Amal usaha tersebut ada jutaan orang terlibat dengan berbagai peran  masing masing, sebagaimana peran sebagai: siswa, santri, mahasiswa,dosen, guru, tenaga kependidikan, dokter, paramedis, imam masjid, pengasuh panti, donatir, rekanan dan masih banyak lagi yang terlibat didalamnya dan ribuan pejabat strutural dan fungsionaldi amal usaha tersebut, serta berlipat  lagi jumlahnya anggota keluarga yang menggantungkan dirinya karena bertakdzin  di amal usaha Muhammadiyah. Tidak boleh pula dilupakan terdapat  ribuan orang relawan yang rela mengorbankan harta dan tenaga serta fikirannya untuk mengembangkan Muhammadiyah dan aktifitasnya. Dengan ini menyadarkan seluruh fihak bahwa  Muhammadiyah membawa tanggungjawab yang besar terhadap keberlangsungan kehidupan ini secara nyata.

Semestinya dan telah menjadi kelaziman bersama, bahwa secara keseluruhan tidak ada yang perlu merasa lebih berperan  dari yang lain atau sebaliknya, karena  dilingkungan Muhammadiyah telah  membudaya bahwa aktifitas di Muhammadiyah  adalah sebagai bagian lahan ibadahnya  pada Allah SWT.

SYAHWAT POLITIK  MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah adalah organisasi yang tidak berpendapat bahwa “politik adalah kotor” karena pendapat tersebut akan tidak mengakui kehidupan secara totalitas. Bagi Muhammadiyah politik,  yang dengan berpengertian sebagai“kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan”  dalam masyarakat dan negara adalah sesuatu yang penting dan disadari mungkin akan mempercepat dan memperlancar tujuan dakwahamar ma’ruf nahi munkar.Tetapi muhammadiyah melihat politik bukan merupakan tujuan akhir dan tujuan utama, bahkan difahami oleh muhammadiyah meletakkan aspek politik secara berlebihan akan kontra produktif dengan alasan yang dapat dipahami. Untuk itulah Muhammadiyah lebih berkonsentrasi pada hal hal sosial kemasyarakatan dan menjaga jarak dengan politik praktis, maka tidak salah jika sering  dianggap orang bahwa Muhammadiyah dalam bidang politik, dianggap sebagaimelakukan highpolitic.
Highpolitic muhammadiyah yang secara sederhanadapat difahami, sebagaimana dalam filosofi jawa “nandur pari jero”, konsep ini secara kasat mata memang tidak nampak tetapi benih yang disebar lewat amal usaha pendidikan, pelayanan sosial, dan da’wah jama’ah yang dilakukan annggotanya di Surau dan Masjid serta lewat amal usaha Muhammadiyah akan menumbuhkan kebajikan  dimana mana. Target muhammadiyah bukan “jumlah pemilihpada pemilu” tetapi ide, gagasan, konsep dan amaliyah kehidupan secara hakiki akan tumbuh secara simultan dan akan menggurita pada pribadi pribadi yang pernah mendapatkan persemaian lewat amal usaha. Hal ini dapat dilihat dan diamatipada khitah perjuangannya yang senantiasa di refresh dalam setiap periode Muktamar Muhammadiyah .

Mekanisme lima tahunan organisasi telah menggariskan dan telah senantiasa berjalan sebagai  perhelatan besar dan tertinggi di organisasi Muhammadiyah adalah “Muktamar” dan insyaallah muktamar ke 48 akan datang diselenggarakan  di Surakarta. Setiap muktamar senantiasa diikuti dengan perhelatan tanwir Muhammadiyah, sebagai arena untuk menjabarkan Putusan Muktamar secara lebih operasional. Salah satu putusan Muktamar menghasilkan “khittah Muhammadiyah”  yang berisi  garis besar perjuangan Muhammadiyah lima tahun ke depan dan khittah tersebut senantiasa berubah sebagai bentuk respon terhadap perkembangan yang ada.

Khittah, sebagai garis besar program lima tahun kedepan, akan senantiasa berubah dari Muktamar ke Muktamar berikutnya.Khitah yang tidak pernah berubah atau senantiasa terprogram sejak khitah awal sampai khittah hasil muktamar 47 di Makasar adalah pilihan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang bergerak dalam bidang kemasyarakatan, bukan politik praktis. Hal inilah komitmen konsistensi  Muhammadiyah sejak awal berdirinya. Lebih lanjut dapat dilihat pada Khittah Ponorogo tahun 1969, yang menyatakan” bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang bekerja di kemasyarakatan dan tidak dalam politik praktis. Dan Muhamamdiyah memberikan lampu hijau untuk mendirikan partai politik , punya hubungan ideologis tapi bukan organisatoris” Contoh lain pada Khittah Padang tahun 1971 menegaskan bahwa “Muhammadiyah menjaga jarak yang sama dengan semua kekuatan politik termasuk parmusi”. Pada Khittah Surabaya tahun 1978 juga menyatakan bahwa “Muhammadiyah merupakan  gerakan dakwah, tidak  mempunyai hubungan organisatoris dan tidak merupakan afiliasi dari partai dan organisasi manapun”. Bahkan pada Khittah Denpasar tahun 2002 menyatakan bahwa “Muhammdiyah tidak alergi politik” hal ini juga disampaikan dari khittah ke khittah dengan redaksi yang berbeda.
Dengan berbagai putusan Muktamar dengan berbagai khittah nya nampak secara tegas bahwa Muhammadiyah tidak ber “syahwat” dalam bidang politik praktis dan tetap istiqomah pada jalan pilihan yang dilakukan yakni: Bahwa hakekat  Muhammadiyah adalah (1) Gerakan Da’wah Islam, amar ma’ruf nahi munkar; (2) Menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya ialah masyarakat; (3)  menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

KhitahYang tidak berubah sejak khitah awal sampai hasil muktamar Makasar adalah hal prinsip yakni pola Muhammadiyah sbg Gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang bergerak dlm bidang kemasyarakatan, bukan politik praktis

About khosimjo

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.