AUM, sebuah diskusi
Ada kalanya sesuatu perlu dilihat dan diperbincangkan. Ada kalanya sesuatu perlu didiskusikan dan dicarikan jalan keluar. Namun ada pula yang terlupa atau sengaja dilupakan. ???????
Muhammadiyah Delanggu memiliki kondisi seperti yang tergambar di atas. Bagaimana tidak, ketika hamper seluruh kekuatan dipakai untuk melihat, memperbincangkan, mendiskusikan dan mencari jalan keluar banyak hal, namun juga ada hal yang terlupakan. Lihatlah ketika kita semua terlena untuk memperbincangkan tentang kepemikikan rumah sakit di Pedan. Ketika kita semua berbicara tentang IMEC. Juga berbicara tentang kondisi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dengan persoalan BPJS yang melingkupinya. Atau kita berbicara tentang viralnya siswa SMK Muhammadiyah Delanggu yang membuat kita merasa risih. Atau perbincangan tentang prestasi siswa siswi SMPIPK Muhammadiyah Delanggu. Atau juga tentang rencana pemisahan lokasi untuk PAUD dan TK Permata Hati dengan SDIPK nya. Ketika semua itu dibicarakan akan sangat ramai dan meriah dengan berbagai komentar, pendapat, saran, kritik, dan berbagai hal baik negatif maupun yang positif.
Namun pernahkah kita mencoba untuk berbicara tentang nasib SMP Muhammadiyah 4 Delanggu dan SMA Muhammadiyah 2 Klaten di Delanggu , serta nasib lahan milik persyarikatan yang dipakai untuk MTs di ranting Bowan. Nampaknya ketiga hal itu terlupakan untuk dicermati dan didiskusikan oleh warga secara keseluruhan.
SMP Muhammadiyah 4 Delanggu, sekolah ini telah lama ada di Delanggu. Pernah mencapai masa kejayaan, namun kini sangat kecil. Ketika semua membicarakan SMPIK, lalu bagaimana nasib SMP Muhammadiyah 4. Oleh karena itu marilah kita juga angkat ke permukaan nasib sekolah tersebut. Bagaimana pun itu adalah sekolah milik kita, harus pula diperhatikan dengan baik, jangan biarkan sekolah itu berjuang mempertahankan keberadaannya sendirian. Jika di SMPIPK jalur masuknya melalui seleksi ketat , fasilitas sangat diperhatikan, sudahkah itu kita lakukan terhadap SMP Muhammadiyah 4. Bagaimanakah siswa yang sekolah di sana kita perhatikan ?
Selayaknya SMP Muhammadiyah 4 juga perlu sentuhan dan pembenahan yang proporsional sehingga tidak terlalu tertinggal dengan saudara mudanya, SMPIPK. Apalagi jika diperhatikan mereka yang sekolah di sana banyak yang dari kalangan menengah ke bawah yang justru lebih membutuhkan sentuhan yang lebih. Agar mereka juga bisa belajar dengan baik dan dapat bersaing dengan sekolah yang lain. Agar mereka bisa mengembangkan segala daya agar tetap eksis ditengah persaingan sekolah SMP yang kian ketat di wilayah Delanggu.
Ada apa dengan sekolah ini? Dilihat dari letak sangat strategis. Dilihat dari umur, sudah relative tua dan dikenal banyak orang. Dilihat dari bangunan juga tidak kalah dengan sekolah lain. Maka perlu kiranya kita semua melakukan koreksi dan mawas diri dalam menangani sekolah ini.
Kadangkala kita merasa sangat prihatin ketika sekolah saudara mudanya mencapai segudang prestasi, namun sekolah yang lebih dulu ada luput dari perhatian kita. Sudah adilkah jika demikian itu kita bersikap ? Maka mari kita perhatikan juga SMP Muhammadiyah 4 Delanggu.
Kedua adalah tentang nasib SMA kita, yang dulu pernah Berjaya dan sangat besar untuk sebuah sekolah di kota kecamatan. Namun kini nasibnya juga memprihatinkan kita semua. Dari segi peserta didiknya kini sangat jauh berbeda dengan dahulu. Tahun –tahun 2000 awal sekolah ini masih mampu memiliki 30 kelas yang gemuk- gemuk. Namun sekarang sangat jauh berbeda kondisinya. Hal ini sejatinya memerlukan perhatian yang ekstra dari kita semua. Bagaimana untuk mendongkrak kembali masa keemasan sekolah ini.
Di beberapa daerah ada sekolah yang nasibnya mirip SMA Muhammadiyah, namun kemudian bisa bangkit dan bersaing. Tidakkah kita juga ingin yang demikian? Jika di lain daerah bisa , Delanggu pasti juga bisa, kuncinya terletak pada usaha dan ihtiyar kita semua. Bukan hanya PCM dengan jajarannya, namun juga seluruh warga peryarikatan dan simpatisannya. Jika di alin daerah kemudian ada yang dirubah menjadi SMAIPK, bagaiman dengan kita ? Usaha itu tentu juga memerlukan banyak energy, namun jika bermanfaat, mengapa tidak?
Tanah yang dipakai MTs di ranting Bowan, konon sejak kepengurusan terdahulu akan ditarik kembali dan diperuntukkan untuk Muhammadiyah Delanggu. Sejauh mana dan seberapa progress yang telah diraih juga luput dari pembicaraan kita semua. Di lain tempat di dekat kita, MTs Popongan dapat kemudian diambilalih oleh MTs Al Mansur yang nota bene pemilik lahan. Lalu mengapa kita belum juga berhasil? Ini yang juga perlu menjadi pembahasan bersama.
Ternyata bahan diskusi kita masih banyak, maka mari kita diskusikan juga, jangan hanya berkutat pada hal yang akhir- akhir berkembang. Berdiskusi dengan akal sehat dan kepala dingin demi kemajuan persyarikatan kita.
Endri Yunanti Besar
MTDK PCM delanggu
0 comments:
Posting Komentar