PKU Muhamamdiyah Delanggu
News

Peran Strategis Keluarga Dalam Proses Kaderisasi


Ghofar Ismoyo Aji
(Sekertaris KOKAM PCPM Delanggu)
Organisasi adalah kumpulan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Organisasi dapat berlangsung mana kala ada yang hidup dan bergerak di organisasi itu yang siap untuk memperjuangkan tujuan dan cita-cita organisasi tersebut, mereka yang berjuang itu biasa kita sebut sebagai “kader”. Maka organisasi harus selalu mengadakan regenerasi agar tidak terjadi adanya degenarasi, termasuk dalam hal ini adalah Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai organasasi sekaligus gerakan Islam  yang sudah 1 abad lebih usianya mampu berkiprah di atas bumi Allah ini membuktikan bahwa Muhammadiyah cukup berhasil dalam melakukan proses pengkaderan. Namun, bukan berarti Muhammadiyah kemudian harus tenang-tenang saja, Muhammadiyah harus kembali menggalakkan lagi proses pengkaderan ini, baik secara formal maupun informal mengingat masih panjangnya perjuangan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Pentingnya menggalakkan proses pengkaderan ini hendaknya difahami oleh seluruh kader Muhammadiyah agar proses regenerasi bisa terus berjalan, sehingga Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan Islam masih bisa eksis di masa yang akan datang.
Salah satu proses regenerasi dapat dilakukan di lingkungan keluarga, yaitu dengan cara memperkenalkan anggota keluarga dengan Muhammdiyah, agar faham apa itu Muhammadiyah, bagaimana Muhammadiyah itu? Sehingga diharapkan muncul keinginan untuk ikut bergabung dan berpartisipasi di Muhammadiyah.

Ketika kita membaca PHIWM (Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah) fungsi keluarga di lingkungan Muhammadiyah selain untuk mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam juga melaksanakan fungsi kaderisasi sehingga anak-anak tumbuh menjadi generasi muslim Muhammadiyah yang dapat menjadi pelangsung dan penyempurna gerakan dakwah di kemudian hari. Hal ini berarti keluarga Muhammadiyah harus berusaha melakukan kaderisasi kepada anak-anaknya agar tidak terjadi degenerasi ideologi dan gerakan.

Kalau kita simak memang terdapat gejala-gejala yang mengarah pada degenerasi ideologi dan gerakan di lingkungan keluarga Muhammadiyah. Degenerasi itu secara umum dapat kita bagi kurang lebih menjadi 4 model. Pertama, degenerasi terjadi manakala ayah/ibu sangat aktif dan kuat ideloginya di Muhammadiyah namun anaknya tidak terlalu aktif di Muhammadiyah. Kedua, degenerasi terjadi manakala orang tuanya sangat aktif tapi anaknya tidak mau aktif di Muhammadiyah. Ketiga, degenerasi terjadi manakala orang tuanya sangat aktif di Muhammadiyah namun anaknya aktif di organisasi/gerakan lain di luar Muhammadiyah. Keempat, degenerasi terjadi manakala orang tuanya aktif di Muhammadiyah namun anaknya tidak mau aktif di Muhammadiyah dan justru malah memusuhi dan sentimen terhadap Muhammadiyah dan inilah degenerasi paling parah.

Maka dari itu seluruh kader dan warga Muhammadiyah hendaknya memperkenalkan anak-anaknya kepada Muhammadiyah, agar kedepan bisa menjadi kader-kader yang tangguh yang siap menjadi pelopor, pelangsung, penyempurna gerakan Muhammadiyah ini, Mari bersama-bersama kita renungkan QS. An-Nisaa’ 9: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”

About khosimjo

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.